Minggu, 03 Mei 2009

KAMABOKO

KAMABOKO


Kamaboko adalah sebutan untuk berbagai makanan olahan dari ikan yang dihaluskan, dicetak di atas sepotong kayu, dan dimatangkan dengan cara dikukus. Irisan kamaboko bisa langsung dimakan begitu saja atau digunakan sebagai pelengkap dan hiasan berbagai macam makanan berkuah, seperti ramen, soba, atau udon.

Kamaboko merupakan produk olahan ikan yang berbentuk kenyal dan elastis, yang dibuat dari surimi. Bahan baku surimi yang digunakan bisa dalam bentuk surimi yang segar atau yang telah dibekukan. Pembuatan kamaboko pada dasarnya meliputi tahap-tahap pembuatan surimi yang dilanjutkan dengan pencetakan dan pemanasan(Syamsir, 2008).

Adonan diletakkan di atas potongan kayu berbentuk persegi empat dan diratakan hingga berbentuk setengah lingkaran. Potongan kayu yang menjadi alas kamaboko dipilih dari kayu yang tidak berbau bila dikukus. Adonan sering dicampur pewarna makanan berwarna merah jambu agar menarik. Salah satu jenis kamaboko yang disebut Naruto atau Naruto-maki, bila dipotong membentuk irisan bermotif pusaran air. Kamaboko yang meniru rasa kepiting disebut kanikama atau kanikamaboko.
Bahan baku berupa ikan yang memiliki daging berwarna putih. Bagian daging ikan yang berwarna gelap dipisahkan dan tidak digunakan. Setelah dicuci dengan air untuk menghilangkan darah dan lemak, potongan daging ikan digiling dengan penggilingan dari batu. Adonan ditambah tepung agar kamaboko memiliki tekstur kenyal. Bumbu yang ditambahkan ke dalam adonan berupa gula, garam, miri, dan putih telur. Adonan diratakan di atas sepotong kayu dan dikukus.


Metode Pembuatan Kamaboko
Bahan:
  • Ikan Lele 1 kg
  • Garam 3 % dari berat ikan
  • Gula secukupnya
  • Tepung tapioka 5% dari berat ikan
  • MSG secukupnya


Alat :

  • Penggiling 1 buah
  • Baskom 1 buah
  • Sendok 1 buah
  • Piring 8 buah
  • Mangkok 8 buah
  • Pisau 2 buah
  • Nampan/talenan 2 buah
  • Timbangan
  • Oven


Cara Pembuatan Kamaboko
1. Bersihkan ikan segar yang akan digunakan, buang insang, alat pencernakan, sisik dan kulit
2. Lakukan filleting untuk mendapatkan daging ikan utuh tanpa tulang rendam dalam air es
3. Giling pada suhu rendah
4. Cuci daging ikan giling dengan menggunakan air es sebanyak 3-4 kali
5. Tambahkan garam dapur sebanyak 3 % dari berat ikan dan campurkan sampai merata
6. Tambahkan tepung tapioka sebanyak 5 % dari berat ikan, MSG dan gula secukupnya, campurkan sampai merata
7. Cetak sesuai keinginan
8. Dioven hingga matang
9. Kamaboko siap dikonsumsi atau dipasarkan

PEMBUATAN RAMBAK KULIT IKAN

I. Pengenalan Kulit Ikan

Rambak kulit ikan bermacam-macam jenis dan kualitasnya tergantung pada jenis ikan dan cara pengolahannya. Hal-hal yang yang berkaitan dengan kulit ikan akan dibahas secara lebih jelas dalam bab ini

1. Sumber Kulit Ikan

Kulit ikan dapat diperoleh dengan mudah dengan harga yang rendah pada perusahaan-perusahaan pengolahan ikan ynag hanya memanfaatkan bagian dagingnya saja. Adapun beberpa perusahaan penghasil kulit ikan tersebut antara lain sebagai berikut :a. Exporter / produsen ikan bekub. Perusahaan kerupuk ikanc. Perusahaan bakso ikand. Perusahaan tepung ikane. Perusahaan abon dan kecap ikan

2. Jenis Kulit Ikan

sebenarnya, kulit ikan hampir semua jenis ikan dapat dimanfaatkan dalam pembuatan kerupuk kulit ikan. Namun demikian, mengingat kulit ikan yang dimanfaatkan di sini merupakan limbah dari beberapa perusahaan di atas, yang umumnya hanya mengolah ikan yang dianggap bernilai ekonomi saja, maka dengan demikian jenis kulit ikannya juga terbatas yang antara lain meliputi ikan tenggiri, tuna, kakap, kakap merah, pari, hiu, lele, bandeng dan belut

3.Kualitas kulit Ikan

Adapun persyaratan kulit ikan yang harus dipenuhi agar dapat diperoleh kerupuk ikan yang berkualitas yang baik antara lain adalah :a. Masak segar (belum busuk)b. Bersifat liat / tidak mudah robekc. Memiliki ketebalan minimal 0,5 mm (setelah sisik dibersihkan),dand. Kuat dan tidak mudah hancurKulit- kulit yang memenuhi persyaratan demikian,umumnya berasal dari ikan-ikan yang berukuran besar,baik ikan darat (air tawar) maupun ikan laut
II. PEMBUATAN RAMBAK KULIT IKAN

Proses pembuatan kerupuk kulit ikan dilakukan dengan menggunakan beberapa cara kerja yang sudah lebih baik jika dibandingkan dengan metode tradisional yang dulu banyak digunakan. Di samping itu, digunakan pula mesin atau peralatan yang lebih sesuai dengan kebutuhan. Sehingga dengan demikian diharapkan dapat dihasilkan produk yang berkualitas.

A. Kebutuhan Alat
  1. TimbanganAgar kualitas hasil produksi stabil, maka setiap pemakaian bahan harus selalu diukur / ditimbang terlebih dahulu.Untuk mengetahui berat bahan, diperlukan timbangan, baik berapa timbangan kue ataupun timbangan duduk.
  2. Gelas UkurUntuk mengatur volume air yang digunakan dalam proses pembuatan kerupuk kulit ikan, diperlukan adanya takaran, dapat berupa gelas ukur baik yang terbuat dari gelas (kaca) maupun plastik.
  3. GuntingMengingat kondisi ikan kering,tipis dan liat maka untuk memotong atau memisahkan beberapa bagian tertentu yang berupa duri-duri dan sirip diperlukan adanya gunting. Pemotongan dengan menggunakan pisau dan tekanan sangat sulit untuk dilakukan.
  4. Bak PlastikPada proses pembuatan kerupuk kulit ikan, bak plastik diperlukan dalam beberapa kegiatan, antara lain sebagai wadah perendaman, sebagai wadah pencucian, sebagai wadah bahan dan sebagai wadah produk.
  5. Baskom PlastikDalam proses pembuatan kerupuk kulit ikan, baskom plastic digunakan pada saat perendaman bahan dalam larutan bumbu, sebelum diproses lebih lanjut.
  6. PenghancurUntuk menghancurkan atau menghaluskan bumbu dapat,dapat digunakan lumping – alu, cobek – ulek ataupun blender, tergantung pada jumlah bumbunya.
  7. Alat PenjemurUntuk menjemur kulit ikan dapat digunakan nyiru, widik, ataupun tampah (terbuat dari anyaman bambu). Namun apabila diinginkan pengering yang lebih cepat dan hyglenis dapat digunakan perangkat penjemuran yang terbuat dari logam aluminium. Alat penjemuran tersebut dilengkapi dengan rak penyangga yang terbuat dari bambu utuh yang ditancapkan sebagian ke dalam tanah.
  8. KomporSebagai bahan panas dalam proses pemasakan kulit ikan menjadi kerupuk ikan,diperlukan adanya kompor, baik kompor minyak tanah, kompor gas ataupun kompor listrik
  9. Wajan,Serok,SolilKetiga alat ini, diperlukan dalam proses penggorengan kulit ikan (rambak).
  10. Rege / KaloDalam kegiatan penirisan, baik setelah proses pencucian, perendaman maupun penggorangan diperlukan adanya rege/kalo.
  11. Plastic SealerUntuk dapat menutup plastic pengemas kerupuk kulit ikan dengan rapi dan rapat,diperlukan adanya plastic sealer.


B. Kebutuhan Bahan

Dalam proses pembuatan kerupuk kulit ikan (rambak),diperlukan beberapa macam bahan sebagai berikut:

  1. Kulit IkanKulit ikan yang dapat digunakan sebagai bahan dalam pembuatan kerupuk kulit ikan harus dalam kondisi yang memenuhi syarat baik dari segi kesegarannya, ketebalannya maupun keuletannya. Adapun kulit ikan mentah tersebut dapat diperoleh dalam basah maupun kering.
  2. Bahan Pengeras / Firming AgentAgar kerupuk kulit ikan yang dihasilkan tidak menjadi lembek, beberapa saat sebelum proses penggorengan dilakukan,kulit ikan mentah tersebut harus dibuat kaku (keras) terlebih dahulu dengan cara direndam dalam air kapur sirih. Adapun air kapur sirih tersebut dapat dibuat dengan cara melarutkan batu gamping secukupnya
  3. Bumbu-bumbuAgar kerupuk rambak yang dihasilkan memliki cita rasa yang lezat, maka pada proses pembuatannya perlu ditambahkan beberapa macam bumbu sebagai berikut:a. Garam : 25 gramb. Bawang putih : 5 siungc. Ketumbar : 2 sendok thed. Asam : 5 grame. Air : 250 ml
  4. Minyak GorengJenis minyak goreng yang digunakan untuk mengoreng kerupuk kulit ikan, menentukan daya tahan (daya simpan) produk. Oleh karena itu disarankan untuk menggunakan minyak goreng yang dihasilkan melalui proses pemurnian (umumnya dibuat oleh pabrik). Minyak goreng atau minyak kelapa yang dibuat secara tradisional, memiliki kecenderung untuk lebih cepat menjadi tengki. Hal tersebut disebabkan karena, minyak goreng tradisional dibuat tanpa melalui proses pemurnian terlebih dahulu. Untuk menghasilkan kerupuk kulit ikan yang baik,dalam proses penggorengan sebaiknya digunakan minyak goreng dalam jumlah yang cukup banayak, sehingga semuanya dapat terendam dalam minyak walaupun sebenarnya minyak yang terpakai hanya relatif sedikit.
  5. Bahan PengemasProduk-produk olahan kering yang dikemas, akan dapat meningkatkan penampilan serta daya simpannya.Hal ini disebabkan, karena dengan pengemasan maka produk akan menjadi lebih hygienis, terhindar dari bahan-bahan pencemaran, serta tidak mudah menjadi lembek kembali.

C. Proses Produksi

Secara garis besar,proses pengolahan kulit ikan mentah menjadi kerupuk kulit ikan (rambak),dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pengolahan.

Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi dua jenis kegiatan, yaitu pembuatan kapur sirih dan persiapan bahan baku.

a.Tahap Pembuatan Kapur Sirih
Pada prinsipnya, kapur sirih merupakan batu gamping atau kapur tohor ynag direndam dalam air secara terus – menerus selama + 7 hari, hingga menjadi bubur kapur yang lembut.Mengingat bahwa wadah yang tekah dipakai untuk proses perendaman tersebut akan menjadi rusak ( tidak apat dipakai lagi),setelah proses perendaman selesai, disarankan untuk menggunakan wadah yang memang sudah tidak pakai lagi.

Adapun urutan langka kerja proses pembuatan kapur sirih, dapat dijelaskan sebagai berikut :

  1. Siapkan wadah yang tidak dipakai lagi namun tidak bocor
  2. Masukkan batu gamping sebanayak + 1 kg ke dalam tempat tersebut
  3. Tuangkan air bersih ke dalam tempat tersebut hingga sekuruh batu gamping terendam dengan baik (melampaui batas terendam). Sesaat kemudian, akan tampak adanya gelembung-gelembung seperti halnya pada air mendidih dan batu gamping akan menjadi terpecah-pecah. Pada peritiwa itu ada kemungkinan volume air akan menyusut, apabila terjadi hal demikian tambahkan air bersih lagi hingg melampaui batas terendam. Penambahan air dilakukan setiap hari volume air menyusut (gamping tampak tidak terendam) dan secara terus-menerus hingga gelembung-gelembung tidak tampak atau muncul lagi. Tidak munculnya gelembung menunjukkan bahwa proses pencampuran batu gamping dan air telah selesai.
  4. Simpan gamping hasil perendaman tersebut, selama 24 jam. Pada hari berikutnya, tambahkan lagi air hingga melampaui batas terendam, apabila hancuran batu gamping tersebut nampak menyembulkan atas permukaan air.
  5. Perendaman dilakukan selama + 7 hari, dengan setiap kali dilakukan penambahan air apabila tampak air menyusut.
  6. Pada hari ke 8, biasanya rendamab batu gamping tersebut telah jadi kapur sirih, yang ditandai dengan perubahan tekstur, yaitu dari batu yang keras menjadi bubur kapur yang lembut.
    Agar kondisi bubur kapur sirih tersebut tetap lembut, sebaiknya disimpan dalam keadaan terendam air. Hal ini perlu dilakukan karena kapur sirih yang sudah terlanjur kering dan mengeras tidak dapat digunakan lagi.


b.Tahap Persiapan Bahan Baku

Tahap persiapan bahan baku terdiri atas kegiatan pemilihan dan pemisahan (sortasi) dan kegiatan pengerasan kulit ikan (perendaman dalam larutan kapur sirih). Adapun beberapa faktor yang perlu diperhatikan dan urutan langka kerja yang dilakukan dalam proses persiapan bahan baku, secara rinci adalah sebagai berikut.

  • Kondisi Kulit IkanKulit ikan yang diperoleh dari beberapa perusahaan, ada yang masih dalam kondisi basah, namun ada pula yang sudah diawetkan sementara yaitu dengan dikeringkan.Kulit ikan dalam kondisi basah dapat langsung disortasi. Namun, kulit ikan yang kering, harus direndam terlebih dahulu beberapa saat hingga menjadi basah menyerupai kondisi kulit ikan yang basah, kemudian baru dapat diproses lanjut
  • Sortasi dan Pembersihan Kegiatan sortasi dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan antara kulit ikan yang memenuhi persyaratan dengan kulit ikan yang tidak memenuhi persyaratan (berkualitas jelek). Di samping itu, juga untuk memisahkan antara kulit ikan dengan bagian-bagian lain yang terikut (sirip,ekor,isi dan perut)
  • Pencucian I dan Penirisan kulit-kulit ikan yang lolos sortasi (terpilih),dicuci dengan air hingga benar-benar bersih dan kemudian ditiriskan.
  • Sanitasi Khusus untuk kulit ikan yang tercampur dengan bagian lain yang kotor, tidak cukup dilakukan pencucian saja, namun perlu disanitasi hingga bersih dari cemaran mikroorganisme. Adapun sanitasi tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut:
    Buat larutan perendam berupa larutan kaporit 0,25% (2,5 g kaporit dalam tiap 1 liter air bersih). Aduk-aduk larutan tersebut, hingga seluruh kaporit larut tercampur ratab. Rendam kulit yang akan disanitasi ke dalam larutan kaporit selama + 1 menit (tipa 1 liter larutan kaporit 0,25%,dapat digunakan untuk merendam 0,5 kg kulit ikan basah)
  • Pencucian II dan Penirisan Setelah sanitasi selesai dilakukan, kulit ikan tersebut dicuci kembali beberapa kali hingga bau klor dari larutan kaporit yang menempel pada kulit dapat benar-benar hilang. Selanjutnya, kulit ditiriskan.
  • Pengerasan Pengerasan kulit ikan dilakukan dengan tujuan agar kerupuk kulit ikan yang dihasilkan nantinya memiliki tekstur yang kaku (kering renyah) setelah digoreng dan tidak mudah menjadi lembek ( jawa : mlempem) kembali. Pengerasan dilakukan dengan merendam kulit ikan dalam larutan kapur sirih jernih selama 1 -2 jam.
    Adapun caranya adalah sebagai berikut: a.Siapkan air bersih sebanyak 10 liter. Campurkan kapur sirih sebanyak 10 sendok makan penuh (jawa : munjung) ke dalam air tersebut dan aduk-aduk hingga seluruhnya larut dalam air dan menjadi larutan yang berwarna putih seperti susu. b. Biarkan larutan tersebut beberapa saat hingga kapur mengendap kembali pada bagian dasar wadah. Selanjutnya, pisahkan secara hati-hati cairan jernih yang berada pada bagian atas larutan tersebut. c. Rendam kulit ikan ke dalam larutan kapur sirih jernih,selama 1 - 2 jam ( untuk merendam 5 kg kulit ikan basah, diperlukan 10 liter larutan air kapur sirih jernih).
  • Pencucian III dan Penirisan. Setelah proses perendaman dalam larutan kapur sirih selesai dilakukan, selanjutnya kulit ikan yang sudah menjadi kaku dicuci dan dibilas beberapa kali, hingga bau kapur yang menempel pada kulit tersebut benar-benar hilang. Kemudian kulit ikan tersebut ditiriskan.
  • Penjemuran Setelah ditiriskan, kulit ikan tersebut diatur di atas widik atau lengser aluminium dan kemudian dijemur hingga kering.Pada saat penjemuran, setelah setengah kering, dilakukan pembalikan kulit ikan sehingga pengeringan dapat terjadi secara merata. Apabila tidak langsung diproses lanjut, sebaiknya kulit ikan yang sudah kering tersebut disimpan dalam keadaan dikemas dalam kantong plastic dan ditutup rapat.


2.Tahap Pengolahan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap proses ini merupakan kegiatan pokok dalam proses pembuatan kerupuk kulit ikan (rambak). Jenis kegiatan dalam tahap pengolahan kulit ikan menjadi kerupuk kulit ikan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Pemotongan dan Pembersihan Pemotongan kulit ikan dilakukan dengan tujuan untuk menyeragamkan bentuk dan ukuran kulit ikan kering tersebut. Pada saat pemotongan tersebut, sekaligus dapat dilakukan pemisahan bagian-bagian lain yang terikut misalnya, sirip, ekor, duri dan sebagainya. Pemotongan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan gunting yang tajam.
  2. Penyiapan Larutan BumbuAgar kerupuk kulit ikan yang dihasilkanmemilki cita rasa yang lezat,maka perlu ditambahkan bumbu sesaat sebelum proses penggorengan dilakukan. Untuk 1 kg kulit ikan kering, diperlukan larutan bumbu yang terdiri atas bumbu sebagai berikut : 1.Bawang putih : 5 siung2.Ketumbar : 2 sendok tea3.Asam : 2 biji4.Garam : 10 gram5.Air : 200 ml6.Penyedap rasa : 2 sendok tea

Adapun cara membuat larutan bumbu tersebut adalah sebagai berikut :
1.Bawang putih dikupas, kemudian dihancurkan bersama-sama dengan ketumbar, asam, penyedap rasa, dan garam hingga benar-benar halus.

2.Tambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk hingga menjadi larutan bumbu yang siap digunakan.


c. Perendaman dalam Larutan Bumbu

Perendaman kulit ikan dalam larutan bumbu,dapat dilakukan selama 5 – 10 menit (hingga bumbu merata), kemudian diangkat dan ditiriskan.

d. Penjemuran

Kulit ikan yang sudah dibumbui dan ditiriskan, diatur rapi di atas widik ataupun lengser alumunium dan kemudian dijemur hingga benar-benar kering (setelah 1 – 2 jam sekali, dibalik, hingga pengeringan dapat terjadi secara merata). Setelah kering,kulit ikan tersebut dapat langsung digoreng,atau apabila akan disimpan terlebih dahulu harus dikemas dalam kantong plastik dan ditutup rapat.


e. Penggorengan

sebelum penggorengan kulit ikan dilakukan, disiapkan terlebih dahulu perangkat penggorengan.Penggorengan dilakukan dalam kondisi minyak yang banyak dan panas. Setelah kulit ikan tersebut matang dan menjadi kerupuk kulit ikan (rambak), kemudian diangkat dari penggorengan dan ditiriskan. Setelah dingin, dikemas dalam stoples plastik atau kantong plastik dan ditutup rapat.


D. Pengemasan
Kemasan produk merupakan wadah ataupun pembungkus produk.Tujuannya adalah sebagai berikut :

  1. Melindungi ProdukDengan dikemas, produk akan terlindung dari berbagai macam bahan pencemar misalnya debu,cairan/uap air, mikroorganisme dan sebagainya, yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas produk.
  2. Mengawetkan ProdukProduk kerupuk kulit ikan yang dikemas dan ditutup rapat, tidak mudah menjadi mlempem. Hal ini dilakukan supaya dapat memperpanjang daya simpan produk.
  3. Mengamankan dan Mempermudah DistridusiProduk yang dikemas akan terhindar dari gesekan (vibrasi) dan tekanan fisik (benturan) selama proses pendistribusiannya,sehingga dapat aman sampai ke tujuan.Dengan demikian memungkinkan untuk memperluas jangkauan wilayah pemasarannya.
  4. Meningkatkan Mutu Trampil. Pada dasarnya konsumen akan lebih tertarik pada produk-produk yang dikemas rapi dengan penampilan yang menawan.Kemasan yang bersih dan rapi akan menimbulkan citra atau identik dengan produk yang berkualitas.

BAKWAN UDANG SAYUR

Resep

Bakwan Udang Sayur Untuk 20 buah

Bahan Masakan Udang Sayur:
-150 gram tepung terigu protein sedang
-25 gram gram tepung beras
-150 gram udang, dikupas, dipotong kasar
-3 lembar kol, diiris halus100 gram wortel, dipotong korek api
-25 gram tauge
-1 batang daun bawang, diiris halus
-1 tangkai seledri, diiris halus
-4 buah cabai rawit merah, diiris serong
-300 ml santan dari
-1/4 butir kelapa1 butir telur
-1 buah (35 gram) jagung manis, disisirminyak goreng untuk menggoreng


Bumbu halus untuk memasak Bakwan Udang sayur:
-2 siung bawang putih
-4 butir bawang merah
-2 butir kemiri, disangrai
-1 sendok teh ketumbar
-1/2 sendok teh merica
-2 sendok teh garam
-1/2 sendok teh gula pasir

Cara membuat Masakan Bakwan Udang Sayur :
  1. Aduk rata semua bahan dan bumbu halus
  2. Sendoklah adonan dalam minyak yang sudah dipanaskan dengan api sedang. Goreng sampai matang

REMPEYEK TERI


Peyek adalah sejenis makanan yang terbuat dari tepung terigu dengan campuran bumbu serta ditambahi bahan tambahan lain seperti kacang, teri, dll. BiaSanya digoreng tipis-tipis dalam minyak yang panas. Bentuknya mirip sekali dengan krupuk. Dapat ditemukan da warung makan, pasar ataupun di swalayan. Di pedesaan biasanya disertakan dalam acara pernikahan dan layatan.

Bahan :
-200 ml tepung beras
-110 gram tepung kanji
-550 ml santan dari
-1/4 butir kelapa
-1 butir telur, dikocok lepas
-10 lembar daun jeruk, diiris tipis
-75 gram teri medan
-Minyak untuk menggoreng

Bumbu halus:
-3 siung bawang putih
-3 butir kemiri
-1/2 sendok teh ketumbar
-3 cm kunyit
-1/4 sendok teh jintan
-1 1/2 sendok teh garam

CARA MEMBUAT :


  1. Aduk bumbu halus telur, dan santan.

  2. Tuang sedikit demi seidkit ke dalam tepung beras dan tepung kanji sambil diaduk rata.

  3. Tambahkan daun jeruk, aduk rata.

  4. Ambil satu sendok sayur. Tambahkan 1 sendok teh teri medan.

  5. Tuang ke tepi wajan yang panas sambil disiram-siram hingga lepas dari
    wajan.

  6. Goreng sampai renyah.

ABON IKAN

ABON IKAN

Pembuatan abon merupakan salah satu alternatif pengolahan ikan. Hal ini, dilakukan untuk mengantisipasi kelimpahan produk ataupun untuk penganekaragaman serta diversifikasi produk perikanan. Pengolahan abon hanya merupakan pengeringan bahan baku yang telah ditambahkan bumbu-bumbu untuk meningkatkan cita rasa dan memperpanjang masa simpan (Leksono dan Syahrul, 2001).

Jenis ikan yang digunakan sebagai bahan baku abon belum selektif, bahkan hamper semua jenis ikan dapat dijadikan abon. Namun demikian, akan lebih baik bila dipilih jenis ikan yang mempunyai serat yang kasar dan tidak mengandung banyak duri (Leksono dan Syahrul, 2001).

Metode pembuatan abon ikan :

Alat :

  • Pisau
  • Kompor
  • Wajan
  • Cobek


Bahan dan Fungsi :

  • Ikan Tongkol 1kg
  • Bawang merah 15 butir
  • Bawangputih 10 butir
  • Daun salam 4 lembar
  • Gula merah 250 gr
  • Gula putih 100 gr
  • Lengkuas
  • Santan
  • Minyak goreng


Cara pembuatan:

  1. Hal yang pertama dilakukan adalah pencucian ikan. Pencucian ini dilakukan untuk menghilangkan lumut ataupun kotoran yang terdapat pada ikan. Selain itu juga untuk mengurangi mikroba yang ada pada ikan.
  2. Selanjutnya ikan disiangi dengan cara membersihkan sisik, membuang bagian kepala, isi perut, maupun sirip ikan agar tidak mempengaruhi kualitas abon. Kemudian ikan dipotong menjadi bagian yang lebih kecil dan dicuci dengan air bersih yang mengalir untuk menghilangkan darah, lendir dan kotoran.
  3. Daging yang telah disiangi kemudian direbus atau dikukus selama ± 60 menit. Tujuan dari perebusan ini agar daging ikan menjadi lunak dan mudah dihancurkan. Setelah matang ikan ditiriskan dan didinginkan bertujuan agar air rebusannya cepat hilang.
  4. Setelah itu daging ikan dicabik-cabik dengan garpu sehingga menjadi serat-serat halus. Daging ikan yang dicabik-cabik memberikan tekstur pada abon ikan yang dibuat. Pencabikan daging ikan ini sebaiknya dilakukan pada saat daging ikan masih dalam keadaan panas.
  5. Tahap selanjutnya adalah pembuatan bumbu. Sebenarnya bumbu abon dapat disesuaikan dengan selera masing-masing, apakah abon yang akan dibuat akan mengandung rasa pedas, manis atau asin. Komposisi bumbu yang digunakan pada praktikum ini adalah bawang merah 15 butir sebagai penyedap dan pengawet. Bawang putih 10 butir sebagai penyedap, antioksidan. Untuk memberi aroma digunakan daun salam sebanyak 4 lembar. Gula merah 250 gram untuk memberikan warna coklat pada abon. Sedangkan gula putih 100 gram sebagai pemberi rasa manis pada abon. Asam jawa digunakan untuk menciptakan rasa asam sehingga tercipta rasa yang khas pada abon. Bumbu yang lain adalah lengkuas yang berfungsi sebagai pelunak daging dan pemberi rasa, serai 2 batang sebagai pemberi aroma.
  6. Semua bumbu tersebut dihaluskan dengan cobek. Selanjutnya bumbu tersebut ditumis sampai tercium bau harum. Tujuan ditumis adalah agar bumbu yang dihancurkan tadi bisa cepat masak dan memberi rasa atau aroma yang enak pada abon.
  7. Setelah itu dimasukkan santan kental untuk memberikan rasa gurih pada abon. Komposisi dari bumbu-bumbu tersebut menjadikan abon mempunyai aroma yang khas. Selanjutnya bumbu tersebut ditunggu sampai mendidih sambil diaduk hingga santan tinggal setengah.
  8. Serat daging dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam tumisan bumbu. Hal ini dilakukan agar bumbu bisa meresap pada serat daging ikan. Sambil menuggu abon matang, maka dilakukan pengadukan agar tidak gosong. Tanda abon yang sudah matang adalah jika teksturnya benar-benar kering dan berwarna coklat. Setelah semua proses selesai, abon didinginkan dan siap disajikan.